Jumat, 11 November 2011

KONFLIK ORGANISASI

KONFLIK ORGANISASI

DEFINISI KONFLIK
Konflik merupakan ekspresi pertikaian atau interaksi antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan, pendapat, tujuan, dan perilaku. Apabila konflik berkepanjangan akan menajdi sebuah pertengkaran dan pembrontakan.
Dan ada beberapa pendapat lain tentang konflik:
1.    Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan
2.  Menurut Myers (1982) , Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat.
3.  Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
4.  Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada. Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.

JENIS-JENIS KONFLIK
·         Konflik intra perorangan : adalah sebuah konflik yang terjadi dalam diri sendiri atau satu individu, yang biasanya mengenai perasaan, kepercayaan, tekanan sescara emosional.
·         Konflik antar perorangan : adalah sebuah konflik yang terjadi antara 2 orang atau lebih atau individu dengan individu, biasanya terjadi dalam sebuah pertemanan, hubungan keluarga (suami-istri), yang biasanya mengenai perbedaan 2 pendapat atau perselesihan dan perilaku.
·         Konflik antar kelompok : adalah sebuah konflik yang terjadi dalam suatu kelompok atau satu kelompok dengan kelompok lain. Dan jika konflik ini berkepanjangan akan mempengaruhi koordinasi dan integritas kegiatan kelompok menjadi terkendala.
·         Konflik antar keorganisasian : adalah sebuah konflik yang terjadi dalam skala besar yang terjadi dalam sebuah organisasi atau satu organisasi dengan organisasi lain, biasanya tentang perbedaan pendapat, perselisihan pemilihan, ketidak cocokan suatu badan organisasi terhadap kinerja suatu badan organisasi lain dan sebagainya.
·         Konflik antar agama : adalah suatu konflik dimana suatu agama yang bertentang dengan agama lain atau dari suatu agama dengan agama itu sendiri. Seperti sekarang sudah banyak agama islam yang berbeda pendirian.
·         Konflik antar satuan nasional : adalah sebuah konflik dari sekumpulan warga Negara atau daerah yang menilai suatu kinerja suatu instansi pemerintah tidak baik atau tidak sesuai. Seperti kampanye.
·         Konflik antar politik : adalah sebuah konflik yang biasanya terjadi di dalam dunia politik, antara partai dengan partai.

PERBEDAAN PANDANGAN KONFLIK
     1. Pandangan Tradisional
Pandangan ini menyatakan bahwa semua konflik itu buruk. Konflik dilihat sebagai sesuatu yang negatif, merugikan dan harus dihindari.Untuk memperkuat konotasi negatif ini, konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality. Pandangan ini konsisten dengan sikap-sikap yang dominan mengenai perilaku kelompok dalam dasawarsa 1930-an dan 1940-an. Konflik dilihat sebagai suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurangnya kepercayaan dan keterbukaan di antara orang-orang, dan kegagalan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan. 
2. Pandangan Interaksionis
Pandangan ini cenderung mendorong terjadinya konflik, atas dasar suatu asumsi bahwa kelompok yang koperatif, tenang, damai, dan serasi, cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut aliran pemikiran ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat  minimun secara berkelanjutan, sehingga kelompok tetap bersemangat (viable), kritis-diri (self-critical), dan kreatif.


FAKTOR PENYEBAB KONFLIK (SUMBER UTAMA KONFLIK)
·         Perbedaan individu : meliputi perasaan dan pedirian. Karena setiap manusia memeliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda dengan yang lainnya.
·         Perbedaan latar belakang : meliputi latar belakang hidup, budaya, dan kasta atau tingkat kekayaan. Terkadang seseorang melihat latar belakang dari lawan hidup atau teman hidup yang biasanya mereka melihat dari latar belakang kebudayaan seseorang dan bahkan melihat dari tingkat kasta atau kekayaan.
·         Perbedaan kepentingan : antara individu atau kelompok. Seseorang sedikit banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu konflik.
·         Perubahan nilai-nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat : Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.

AKIBAT KONFLIK
  • Konflik dapat menyebabkan perpecahan dan pertikaian.
  • konflik juga bisa meningkatkan solidaritas sesama anggota kelompok yang mengalami konflik dengan kelompok lain.
  • konflik dapat merubah kepribadian pada individu, misalnya benci, dendam dan saling benci.
  • konflik dapat merusakan harta benda dan hilangnya nyawa.
  • konflik dapat membuat dominasi bahkan penaklukan salah satu pihak yang terlibat.
TEKNIK UNTUK MEMECAHKAN KONFLIK
1.    Kompromi, yaitu jalan tengah yang dicapai oleh pihak-pihak yang terlibat di dalam konflik.
2. Integrasi, yaitu mendiskusikan, menelaah, dan mempertimbangkan kembali pendapat-pendapat sampai diperoleh suatu keputusan yang memaksa semua pihak.
3. Mediasi, yaitu penghentian pertikaian dengan mendatangakan pihak ketiga tetapi tidak diberikan keputusan yang mengikat.
4. Abitrasi, yaitu suatu perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang memberikan keputusan dan diterima serta ditaati oleh kedua belah pihak.
5. Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang berselisih sehingga tercapai persetujuan bersama.
6.    Adjudication (ajudikasi), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
7.  Elimination, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat di dalam konflik, yang diungkapkan dengan ucapan antara lain : kami mengalah, kami keluar, dan sebagainya.
8.  Stalemate, yaitu keadaan ketika kedua belah pihak yang bertentangan memiliki kekuatan yang seimbang, lalu berhenti pada suatu titik tidak saling menyerang.
9.   Subjugation atau domination, yaitu orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar untuk dapat memaksa orang atau pihak lain menaatinya.
10. Majority rule, yaitu suara terbanyak yang ditentukan melalui voting untuk mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi.
11.    Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan senang hati oleh kelompok minoritas.
12. Gencatan senjata, yaitu penangguhan permusuhan untuk jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu pekerjaan tertentu yang tidak boleh diganggu.

Referensi bacaan :
·         Google
·         Wikipedia
·         Buku SMA










Tidak ada komentar:

Posting Komentar