Para
pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengalami
kerugian yang cukup besar selama ketidakpastian pemerintah untuk menaikan harga
bahan bakar minyak (BBM) subsidi.
Tercatat,
ada dua industri besar yang mengalami indikasi negatif akibat lambannya
pemerintah memberikan keputusan harga BBM subsidi.
Demikian
disampaikan oleh Ketua Apindo Sofjan Wanandi ketika dihubungi di Jakarta, Senin
(27/5). Sofjan mengatakan bahwa dua industri besar yang mengalami kerugian
cukup signifikan adalah industri otomotif dan industri semen nasional.
Sofjan
menambahkan, akibat ketidakpastian kenaikan harga BBM subsidi telah membuat
para konsumen berpikir ulang untuk membelanjakan uangnya dalam jumlah yang
besar.
Di satu sisi, para pengusaha juga mulai menahan barang mereka karena harus
memperhitungkan cost jika pemerintah mendadak menaikan harga BBM subsidi.
Padahal menurutnya, siklus seperti itu akan mengganggu arus kas perusahaan.
"Tercatat
ada dua pengusaha yang sudah mengeluh kepada kita akibat ketidakpastian harga
BBM ini. Industri otomotif sudah merugi 15-20%, industri semen nasional juga
rugi 15%. Cepatlah pemerintah beri keputusan harga BBM, jangan serba tidak
pasti," tegas Sofjan ketika dikonfirmasi.
Oleh sebab itu, untuk menghindari terus terjadinya kerugian bagi pelaku usaha
dan ketidakpastian untuk masyarakat selaku konsumen, Sofjan berharap pemerintah
dalam waktu dekat ini segera memutuskan kenaikan harga BBM beserta nominal pastinya.
"Semua indikasi negatif ini kami harapkan keputusan (soal BBM)
secepatnya," sambungnya.
Sebelumnya, ramai diberitakan bahwa pemerintah Wakil Menteri Keuangan
(Wamenkeu) Mahendra Siregar berharap kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
subsidi sebesar Rp 2.000 untuk jenis Premium dan solar Rp1.000 per liter dapat
direalisasikan pada minggu ketiga 2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar